Subang Jawa Barat| matanewstv.com
Praktik pungutan liar (pungli) berkedok sumbangan masih terjadi di lingkungan sekolah dasar negeri di Kabupaten Subang.
SDN Cinangsi, Kecamatan Cibogo, menjadi sorotan setelah diduga meminta pungutan sebesar Rp60 ribu per siswa kelas 1 untuk keperluan sampul rapot.
Seorang orang tua siswa yang enggan disebut namanya mengungkapkan kekecewaannya kepada Jejak Investigasi pada Selasa, 3 Desember 2024.
Ia merasa kebijakan tersebut sangat memberatkan, terutama bagi keluarga dengan kondisi ekonomi yang sulit.
“Rp60 ribu itu uang besar bagi kami. Anak saya baru kelas 1 saja sudah banyak pungutan, apalagi nanti sampai kelas 6. Berapa juta lagi yang harus kami keluarkan?” keluhnya dengan nada kesal.
Ia juga menyebutkan bahwa pungutan lain, seperti sumbangan pada acara kelulusan, kerap dilakukan pihak sekolah.
Menurutnya, hal ini bertentangan dengan prinsip sekolah gratis yang selama ini digaungkan pemerintah.
“Kalau kami menolak, kami khawatir anak-anak jadi sasaran. Sekolah katanya gratis, tapi kenyataannya tidak,” lanjutnya.
Larangan pungutan semacam ini sebenarnya sudah diatur dalam Permendikbud No. 44 Tahun 2012 dan Permendikbud No. 75 Tahun 2016. Aturan tersebut secara tegas melarang pihak sekolah memungut sumbangan atau pungutan dari orang tua murid, dengan ancaman sanksi bagi yang melanggar.
Hingga berita ini ditulis, pihak SDN Cinangsi belum memberikan klarifikasi terkait dugaan pungutan tersebut.
Para orang tua berharap pemerintah dan dinas pendidikan setempat segera turun tangan untuk menindaklanjuti permasalahan ini.
Jejak Investigasi akan terus mengawal kasus ini demi memastikan transparansi dan keadilan di dunia pendidikan.
(Nain)
