KBB | matanewstv.com
Sejumlah jurnalis yang tengah meliput bencana banjir bandang di Kampung Cibarengkok, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami perlakuan tidak menyenangkan.
Ajudan Bupati KBB, Jeje Ritchie Ismail, diduga bersikap arogan dan menghalang-halangi kerja jurnalistik saat wawancara berlangsung.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) KBB, Hendra Hidayat, mengonfirmasi adanya insiden tersebut. Bahkan, ia mengaku menyaksikan langsung tindakan yang dianggap tidak pantas itu.
Dugaan Intimidasi Wartawan di Lokasi Bencana
Menurut Hendra, ajudan Bupati KBB tidak hanya membatasi durasi wawancara, tetapi juga melakukan intervensi fisik terhadap salah satu jurnalis.
“Saat kami tengah melakukan wawancara di lokasi bencana, oknum pengawal tersebut terus memberikan isyarat untuk menghentikan wawancara. Bahkan, dia beberapa kali menyentuh salah satu wartawan dengan mencolek pinggang dari belakang, yang jelas mengganggu dan merupakan bentuk intimidasi,” ujar Hendra, Senin (17/3).
Tindakan ini dinilai sangat disayangkan, mengingat peran media dalam menyampaikan informasi kepada publik, terutama dalam situasi darurat seperti bencana.
“Banyak informasi krusial yang harus diketahui masyarakat. Namun, wawancara yang baru berlangsung sekitar satu menit langsung dihentikan tanpa alasan jelas,” tambahnya.
Langgar UU Pers, Akan Dilaporkan ke Dewan Pers
Atas kejadian ini, para jurnalis yang merasa dihalangi dalam menjalankan tugasnya berencana melaporkan insiden tersebut ke PWI Jawa Barat dan Dewan Pers, serta mengirimkan tembusan kepada Pemerintah Daerah KBB.
Sebagai informasi, tindakan menghalang-halangi kerja jurnalistik bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
Pasal 18 ayat (1) UU Pers menyebutkan bahwa siapa pun yang menghambat atau menghalangi tugas jurnalistik dapat dikenai sanksi pidana maksimal 2 tahun penjara atau denda hingga Rp500 juta.
Hendra berharap Bupati KBB beserta jajarannya dapat lebih memahami peran pers dan membangun hubungan yang lebih baik dengan jurnalis.
“Saya meminta agar Bupati KBB lebih terbuka dalam menghadapi wartawan yang bekerja untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Kami tidak memiliki niat buruk, kami hanya menjalankan tugas,” tegasnya.
Ia juga mengimbau agar pengawal Bupati maupun pihak-pihak di sekitarnya dapat bersikap lebih profesional dan humanis dalam berinteraksi dengan jurnalis.
“Wartawan bukan musuh. Kami hanya ingin menghadirkan berita yang akurat dan terpercaya demi kepentingan publik,” pungkasnya.
◾️Kontributor: Asep Suherman SH