Jakarta, matanewstv.com –
PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) berkolaborasi dengan PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) meluncurkan Program PIJAR (Pijat Netra Berdikari) sebagai bagian dari kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). 18 Oktober 2024
Program ini bertujuan untuk melatih dan memberikan sertifikasi kepada 20 penyandang tuna netra di Jakarta Utara, guna meningkatkan kemandirian dan taraf hidup mereka.
Pelaksanaan Program PIJAR mencakup sosialisasi, sesi pelatihan pijat khusus, dan pemberian bantuan sarana pendukung serta pakaian seragam.
Acara ini ditutup dengan pemberian sertifikasi pijat profesional oleh Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), yang menjadi simbol dukungan nyata untuk kemandirian ekonomi peserta.
Respon peserta pelatihan terhadap Program PIJAR sangat positif. Salah satu peserta, Dedy (37), mengungkapkan rasa syukurnya.
“Kami merasa dihargai dan diberdayakan. Dengan keterampilan ini, saya tidak lagi mengandalkan bantuan orang lain, tetapi bisa mandiri dan percaya diri untuk memulai usaha sendiri,” ujarnya dengan bangga.
Dedy juga menambahkan, “Sertifikasi yang diberikan menjadi bekal berharga untuk membuka praktik pijat dan menerima pasien.”
Peserta lain, Rahmat (35), mengakui manfaat besar dari program ini. Ia sebelumnya merasa terbatas dalam pilihan karier, namun kini melihat masa depan lebih cerah berkat keterampilan yang diperolehnya.
“Dengan adanya kegiatan ini, saya mendapatkan keterampilan yang menjadi ladang rezeki untuk keluarga,” katanya.
Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M. Hikmat, menjelaskan bahwa Program PIJAR merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kapasitas penyandang disabilitas.
“Ini adalah wujud nyata SPSL dalam mendorong pemberdayaan tuna netra dan diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi peserta,” jelas Kiki.
Kiki menambahkan bahwa Program PIJAR sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam menghapus kemiskinan, menciptakan pekerjaan layak, dan mengurangi ketimpangan.
SPSL berharap kesuksesan program ini dapat diperluas ke lebih banyak wilayah, sehingga lebih banyak penyandang tuna netra dapat merasakan manfaatnya.
“Saudara Dedy dan Rahmat hanyalah dua dari sekian banyak kisah yang menginspirasi. Program ini menunjukkan bahwa dengan keterampilan dan dukungan yang tepat, tidak ada batasan yang tidak dapat diatasi. PIJAR adalah titik awal bagi penerima manfaat untuk meraih masa depan yang berdikari dan penuh harapan,” tutup Kiki.
(Red.Faisal)